BERLIAN MALAM

2024-05-30, 151 | 14:32



BERLIAN MALAM

Sudah beberapa waktu ini kau tak pernah menampakkan diri
Apa mungkin sebab langit malam selalu tertutup mendung ? 
Menyembunyikanmu dariku yang tengah menanti indahnya berlian malam

Hewan-hewan, pohon-pohon serta para manusia yang dirundung asmara pun menanti lengkung indah senyum bibirmu
Berharap bisa melihat sisi lain alam semesta
Menyaksikan gemerlap bintang di ujung cakrawala yang tak terluka

Pandanganku kosong
Menatap ruang tak bersudut
Batinku menyeruak 
Berteriak memanggil
Namun apadaya, jeritan hanya sebatas gema hati yang menjalar memenuhi rongga nadi
Membengkak, dan mematikan setiap gerak sendi 

Angin berhembus lembut, 
melewati sela-sela jiwa yang menyempit, 
sembari membawa sisa-sisa hawa panas yang masih membeku
Pertanda awan kelabu enggan tuk berlalu
Sedangkan aku, Bulan, 
masih menunggu kaku
Dalam langit yang sama
Dalam semesta yang berbeda

Sementara ini…
Di bawah bayang murung wajah mega malam
Kembali kutermenung
Mencari segala kemungkinan-kemungkinan atas kebenaran jawaban yang kutemui
Ditemani gelap dan waktu

Ah, bodohnya aku, 
mencari tanpa menanyai tentang jawabanmu
Dalam sudut pandangmu
Atas keberadaanmu, 
atas keadaanmu,
juga atas segala kebenaran tentangmu

Tapi…
Kau sangatlah jauh
Jauh… Sangat jauh tuk disebrangi 
Terlalu jauh tuk kudekati
Ada jarak yang terlihat oleh rasa
Ada biaya yang mesti dibayarkan 
Dan akan ada yang mati bila ditinggalkan

Ah… Apakah jarak ?

Ah… Mungkin memang jarak

Lagi lagi jarak
Hal abstrak yang terus bergulir tanpa henti
Menjadi kawan yang juga bisa menjadi lawan dalam beberapa hal
Menghanyutkan segala gugur daun hingga ke muara
Melahap segala peristiwa tanpa mengenal makna

Tapi yang kutahu pasti…
Bahwa…
Tuhan menciptakan jarak agar kita saling merindu
Yang kemudian akan bertemu di penghujung waktu
Tuk bersua dalam alunan merdu,
Syahdu… 

Yogyakarta, 19 Maret 2018