AI Generated

// Status: work in progress

Pernah gak sih, jalan-jalan ke kota – antah berantah demi sekedar cari angin atau bahkan demi mendapatkan percikan ide baru – inspirasi segar. Nah, sama halnya juga dengan jalan-jalan ke blog (personal) orang lain. Kadang, cerita yang sederhana bisa memberikan berbagai ide segar yang gak pernah terpikirkan sebelumnya. Kayak ngelihat penjual nasi goreng atau kedai teh poci di pinggir jalan yang dimana pun ada, tapi tiba-tiba muncul, “ah, kayaknya kalo gini oke deh” atau “kalo ditambah ini inu, boleh juga”.

Nah, hal itu juga terjadi setelah aku mengunjungi blog xxx yang juga memiliki hobi fotografi, yang diceritakan pada posting xxx. Jadi bikin kepikiran “kenapa gak bikin juga cerita tentang alat tempur fotografi mu? Kayaknya asik dibahas deh”. Jadi, yah, ini cerita tentang alat tempurku sebagai fotografer amatir “tir”–banget.

📸 Fotografi Amatir

Fotografi jadi salah satu hobiku yang jarang-jarang ku lakukan. Ya, jarang dilakukan karena aku cuma menangkap apa yang menarik bagiku, bukan orang lain. Bukan kompetisi yang dicari, tapi saling menginspirasi. Selain itu, aku bukan yang akan pergi ke suatu tempat untuk berburu spot foto yang viral dibicarakan orang. Aku cuma foto ketika aku berada di tempat yang aku kunjungi, kayak warung kopi, taman, dll. Jadi terkadang malah terlalu banyak foto dengan tempat yang sama. Tapi itu gak masalah, karena dapat melatih untuk menangkap sudut pandang yang berbeda.1

Alat Tempur

📱 Samsung Note 2

Awal tahun 2014

📱 iPhone 4s

📱 Redmi Note 5

📱 Realme 5i

Catatan Kaki

Footnotes

  1. Kata-kata dari salah satu fotografer di Instagram (lupa akunnya – akun utama ku dinonaktifkan IG 🤬)